
ASTHMA
LAPORAN
PENDAHULUAN
A. DEFENISI
Asthma
disebut juga sebagai reactive air way
disease (RAD), adalah suatu penyakit obstruksi pada jalan nafas secara
riversibel yang ditandai dengan inflamasi, dan peningkatan reaksi jalan nafas
terhadap berbagai stimulan.
Asthma
adalah penyakit paru dengan siri khas yaitu saluran nafas sangat mudah bereaksi
terhadap berbagai rangsangan atau pencetus dengan manifestasi berupa serangan
asma (Ngastiyah, tahun 1995, hal 66).
Asthma
adalah penyakit obstruksi jalan nafas yang reversibel dan kronik dengan
karakteristik adanya mengi, asthma disebabkan oleh spasme saluran bronkial atau
pembengkakan mukosa bronkial, setelah terpajan berbagai stimulus.
Asthma
merupakan penyakit kronis yang paling umum terjadi pada masa anak-anak.
Sebagian besar anak mengalami gejala pertama kali pada usia 5 tahun (Muscari
Dan Mary, hal 231).
B.
ANATOMI
DAN FISIOLOGI
Kelainan yang didapatkan pada penyakit
asthma adalah:
1) Otot
bronkus akan berkerut (terjadi penyempitan)
2) Selaput
lendir bronkus edema
3) Produksi
lendir makin banyak, lengket dan kental sehingga ke 3 hal tersebut menyebabkan
saluran lobang bronkus menjadi sempit dan anak akan batuk bahkan dapat sampai
sesak nafas. Serangan demikian dapat hilang sendiri atau hilang dengan
pertolongan obat.
Berdasarkan atas pengertian asthma
seperti yang telah diuraikan maka untuk manifestasi serangan asthma harus ada
pencetus dan ada dasar hiper reaktivitas dari bronkus. Serangan asthma dapat
berupa sesak nafas ekspiratori paraksimal berulang-ulang dengan mengi
(wheezing) dan batuk yang akibat kontriksi atau spasme otot bronkus. Inflamasi
mukosa bronkus dan produksi lendir kental yang berlebihan. Asthma merupakan
penyakit keturunan.
C. ETIOLOGI
1) Factor
ekstrinsik : reaksi antigen antibody; karena inhalasi alergan ( debu,
serbuk-serbuk, jamur, bulu-bulu binatang ).
2) Factor
instrinsik : infeksi; para influenza
virus,pneumonia, mycoplasma. Kemudian dari fisik; cuaca dingin, perubahan
temperature. Iritan; kimia, polusi udara ( CO, asap rokok, parfum). Emosional;
takut, cemas, dan tegang. Aktivitas yang berlebihan juga dapat menjadi factor
pencetus.
D. MANIFESTASI KLINIS
1)
Wheezing
2)
Dyspnea
dengan
lama ekspirasi; penggunaan otot-otot asesori pernafasan, cuping hidung,
retraksi dada, dan stridor
3)
Batuk kering (tidak produktif) karena
secret kental dan lumen jalan nafas sempit.
4)
Tachypnea,
tachycardi,orthopnea
5)
Gelisah
6)
Berbicara sulit atau pendek karena sesak
nafas
7)
Diaphorosis
8)
Nyeri abdomen karena terlibatnya otot
abdomen dalam pernafasan
9)
Fatigue
10) Tidak
toleran terhadap aktivitas; makan, bermain, berjalan, bahkan bicara
11) Kecemasan,
labil dan perubahan tingkat kesadaran
12) Meningkatakan
ukuran diameter anteroposterior ( barrel
chest )
13) Serangan
yang tiba-tiba atau berangsur-angsur
14) Auskultasi
; terdengar ronki dan crackles
E. PATOFISIOLOGI
·
Asthma pada anak terjadi adanya
penyempitan jalan nafas dan hiperaktif dengan respon terhadap bahan iritasi dan
stimulasi lain.
·
Dengan adanya bahan iritasi atau allergen otot-otot bonkus menjadi spasme
dan zat antibody tubuh muncul (immunoglobulin
E atau IgE) dengan adanya alergi. IgE dimunculkan pada receptor sel mast yang menyebabkan pengeluaran
histamine dan zat mediator lainnya. Mediator tersebut akan memberikan gejala
asthma.
·
Respon asthma terjadi daalam tiga tahap;
pertama tahap immediate yang ditandai
dengan bronkokonstriksi (1-2 jam), tahap delayed
dimana bronkokonstriksi dapat berulang dalam 4-6 jam dan terus menerus 2-5 jam
lebih lama; tahap late yang ditandai
dengan peradangan dan hiperreponsif jalan nafas beberapa minggu atau bulan.
·
Asthma juga dapat terjadi factor
ppencutusnya karena latihan, kecemasan dan udara dingin.
·
Selama serangan asthmatic, bronkiolus
menjadi meradang dan peningkatan sekresi mokus. Hal ini menyebabkan lumen jalan
nafas menjadi bengkak, kemudian meningkatkan resistensi jalan nafas dan dapat
mmenimbulkan distress pernafasan.
·
Anak yang mengalami asthma mudah untuk
inhalasi dan sukar dalam ekshalasi karena edema pada jalan nafas. Dan ini
menyebabkan hiperinflasi pada alveoli dan perubahan pertukaran gas. Jalan nafas
menjadi obstruksi yang kemudian tidak adekuat ventilasi dan saturasi O2,
sehingga terjadi penurunan pO2 (hypoxia). Selama serangan asthmatic, CO2
tertahan dengan meningkatnya resistensi jalan nafas selama ekspirasi, dan
menyebabkan acidosis respiratory dan hypercapnea. Kemudian system pernapasan
akan mengadakan konpensasi dengan meningkatkan pernafasan (tachypnea), kompensasi tersebut menimbulkan hiperventilasi dan
dapat menurunkan kadar CO2 dalam darah (hypocapnea).

F. KOMPLIKASI
1) Mengancam
pada gangguan keseimbangan asam basa dan gagal nafas
2) Chronic
persistent bronchitis
3) Bronchiolitis
(infeksi paru-paru)
4) Pneumonia
(paru-paru basah)
5) Emphysema
(penyakit paru obstruktif kronik)
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1) Riwayat
penyakit dan pemeriksaan fisik
2) Foto
rontgen
3) Pemeriksaan
fungsi paru; menurunnya tidal volume, kapasitas vital, eosinofil biasanya
meningkat dalam darah dan sputum
4) Pemeriksaan
alergi ( radioallergosorbent test; RAST )
5) Pulse
oximetry
6) Analisa
gas darah
H. PENATALAKSANAAN TERAPEUTIK
1) Serangan
akut dengan oksigen nasal atau masker
2) Terapi
cairan atau parenteral
3) Terapi
pengobatan sesuai program;
Beta2 agonist untuk
mengurangi bronkospasme: Albuterol
(proventil, ventolin); dengan pemberian oksigen, dosis oral; 0,1 mg/kg
setiap 8 jam; nebulizer; 0,15 mg/kg per dosis dalam 2 ml normal salin; inhalasi
1 atau 2 isapan setiap 4-6 jam. Efeknya; tachycardia,
palpitasi, pusing kepala, mual, dysrhythmia,
tremor, hypertensi dan insomnia. Intervensi keperawatan; jelaskan pada
orang tua tentang efek samping dan cara melakukan
nebulizer dan fisioterapi dada.
Terbutalin;
Dosis; usia 2-6 tahun;
0,15 mg/kg tiga hari sekali (tidak lebih dari 5 mg per hari); 6-14 tahun; 2 mg
tiga kali sehari ( tidak lebih dari 24 mg per hari ); 14 tahun dan dewasa; 2-6
mg/kg dalam tiga kali sehari atau empat kali sehari ( tidak lebih dari 32 mg
per hari); inhalasi; 1 atau 2 hisapn setiap 4-6 jam; nebulizer; 0,5-1,5 mg
setiap 4-6 jam. Efek smaping : tachycardia,
pusing kepala, tremor atau gemetar, mual dan insomnia Intervensi keperawatan;
monitor efek samping dna ajarkan pada orang tua prinsip pemberian pengobatan.
Metaprotenol
( alupen, metaprel )
Dosis; 0,3-0,5 mg/kg
perdosis setiap 6-8 jam; maksimum 20 mg per dosis. Efek samping; tachycardia, palpitasi, hipertensi,
gemeteran, lemah, pusing, mual, muntah, mulut rasa tidak enak.
Dilatasi bronkus dan
bronkiolus, mengurangi bronkospasme, dan meningkatkan kebersihan jalan nafas.
Theophylline
ethylenediamine ( Aminophylline )
Dosis; pada klien tanpa
thophylline, dosi; 6 mg/kg dan melalui intravena; usia 6-9 bulan: 1,0-1,2
mg/kg/jam usia 9-12 jam; 0,9-1,0 mg/kg/jam usia 12-16 tahun: 0,6-0,7 mg/kg/jam.
Pemberian dengan
melalui aliran cairan intravena jangan lebih dari 25 per menit.
Efe samping; tachycardia, dysrhytmias, palpitasi,
iritasi, gastrointestinal, rangsangan system saraf pusat; gejala toxic; sering
muntah, haus, demam ringan, palpitasi, tinitis dan kejang. Intervensi
keperawatan; atur aliran infuse secara ketat, gunakan alat infuse khusus
misalnya; infuse pompa.
RENCANA
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
· Riwayat
asthma atau alergi dan serangan asthma yang lalu, alergi dan masalah pernafasan
· Kaji
pengetahuan anak dan orang tua tentang penyakit dan pengobatan
· Fase
akut; tanda-tanda vital, usaha nafas dan pernafasan, retraksi dada, penggunaan
otot-otot asesori pernafasan, cuping hidung, pulse oximetry. Suara nafas; wheezing, menurunnya suara nafas. Kaji
status neurologi; perubahan kesadaran, meningkatnya fatigue, perubahan tingkah
laku. Dan kaji status dehidrasi.
· Riwayat
psikososial; factor pencetus; stress, latihan, kebiasaan dan rutinitas,
perawatan sebelumnya.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Gangguan
pertukaran gas, tidak efektif bersihan jalan nafas, dan tidak efektif pola
nafas berhubungan denganbronkospasme, edema mucosal dan meningkatnya secret.
2) Fatigue
berhubngan dengan hypoxia dan meningkatnya usaha nafas
3) Kecemasan
berhubungna dengan hospitalisasi dan distress pernafasan
4) Resiko
kurangnya volume cairan berhubungan dengan meningkatnya pernafasan dan
menurunnya intake cairan
5) Perubahan
proses keluarga berhubungan dengan kondisi kronik
6) Kurangnya
pengetahuan berhubungan dengan proses penyakit dan pengobatan
C. ASUHAN KEPERAWATAN
No
|
Diagnosa
Keperawatan
|
Tujuan/Kriteria
hasil
|
Intervensi
|
Implementasi
|
1
|
Gangguan
pertukaran gas, tidak efektif bersihan jalan nafas, dan tidak efektif pola
nafas berhubungan denganbronkospasme, edema mucosal dan meningkatnya secret
|
Setelah
diberikan tindakan keperawatan selama……gangguan pertukaran gas pasien
teratasi dengan criteria hasil:
·
Anak tidak menunjukkan gangguan ketidakseimbangan
asam basa yang ditandai dengan saturasi O2 lebih kurang 95%
|
1.
Mempertahankan pertukaran gas yang adekuat dan
pembersihan jalan nafas
|
1.1.
Pertahankan kepatenan jalan nafas; pertahankan
support ventilasi bila diperlukan
1.2.
Kaji fungsi pernafasan; auskultasi bunyi nafas,
kaji kulit setiap 15 menit sampai 4 jam.
1.3.
Berikan oksigen sesuai program dan pantau pulse oximetry dan batasi (penyapihan)
atau tanpa alat bantu bila kondisi telah membaik.
1.4.
Kaji kenyamanan posisi tidur anak
1.5.
Monitor efek samping pemberian pengobatan; monitor
serum darah; theophylline dan catat kemudian laporkan ke dokter. Normalnya
10-20 ug/ml pada semua usia.
1.6.
Kaji gejala dan tanda efek samping theophyline
seperti;mual dan muntah pada gejala awal, cardiopulmonal
mencakup, tachycardia, dysrhytmia,
tachypnea, dieresis, irritability dan kemungkinan kejang.
1.7.
Berikan cairan yang adekuat per oral atau
parenteral
1.8.
Pemberian terapi pernafasan; nebulizer,
fisioterapi dada bila indikasi, ajarakan batuk dan nafas dalam efektif
setelah pengobatan dan pengisapan secret (suction)
1.9.
Jelaskan semua prosedur yang akan dilakukan pada
anak untuk menurunkan kecemasan
1.10. Berikan terapi
berrmain sesuai dengan usia
|
2
|
Fatigue
berhubngan dengan hypoxia dan meningkatnya usaha nafas
|
Setelah
diberikan tindakan keperawatan selama……fatigue pasien teratasi dengan
criteria hasil:
· Anak tidak
tampak iritabel, dapat berpartisipasi dan aktivitas yang sesuai dengan
kondisi
|
1.
Memberikan istirahat yang cukup, mencegah hypoxia,
dan mengurangi kerja berat pernafasan
|
1.1.
Kaji tada dan gejala hypoxia; kegelisahan,
fatigue, iritabel, tachycardia, tachypnea
1.2.
Hindari seringnya melakukan intervensi yang tidak
penting yang dapat membuat anak lelah, berikna istirahat yang cukup
1.3.
Instruksikan pada orang tua untuk tetap berada di
dekat anak
1.4.
Berikan kenyamanan fisik; support dengan bantal
dan pengaturan posisi
1.5.
Berikan oksigen humidifiikasi sesuai program
1.6.
Berikan nebulizer; kemudian pantau bunyi nafas,
dan usaha napas setelah terapi
1.7.
Setelah krisis, ajarkan untuk aktivitas yang
sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan untuk meningkatkan
ventilasi dan memperluas perkembangan psikososial
|
3
|
Kecemasan
berhubungna dengan hospitalisasi dan distress pernafasan
|
Setelah
diberikan tindakan keperawatan selama……kecemasan pasien teratasi dengan
criteria hasil:
· Kecemasan
menurun yang ditandai dengann anak tenang dan dapat mengkspresikan
perasaannya, begitu juga orang tua merasa tenang dan berpartisipasi dalam
perawatan anak.
|
1.
Memeberikan lingkungan yang tenang dan mengurangi
kecemasan
|
1.1.
Ajarkan tekhnik relaksasi; latihan nafas dalam,
menggunakan penggunaan bibir dan perut, dan ajarkan untuk nerimajinasi
1.2.
Pertahankan lingkungan yang tenang; tenangi anak
dan berikan support
1.3.
Ajarkan untuuk ekspresi perasaan secara verbal
1.4.
Berikan terapi bermain sesuai dengan kondisi
1.5.
Informasikan tentang perawatan, pengobatan dan
kondisi anak
1.6.
Jelaskan semua prosedur yang akan dilakukan
|
4
|
Resiko
kurangnya volume cairan berhubungan dengan meningkatnya pernafasan dan
menurunnya intake cairan
|
Setelah
diberikan tindakan keperawatan selama……resiko kurangnya volume cairan pasien
teratasi dengan criteria hasil:
· Status hidrasi
adekuat
· Turgor kulit
elastic
· Membrane
mukosa lembab
· Intake cairan
sesuai dengan usia dan berat badan
· Output urine
>2 ml/kg per jam
|
1.
Berikan hidrasi yang adekuat
|
1.1.
Monitor intake dan output (pemasukan dan
pengeluaran), mukosa membaran, turgor kulit, pengeluaran urin, ukur grapitasi
urin atau berat jenis urin (nilai 1.003-1.030)
1.2.
Monitor elektrolit
1.3.
Kaji warna sputum, konsistensi dan jumlah
1.4.
Pertahankan terapi parenteral bila indikasi, dan
monitor kelebihan (overlood) cairan
1.5.
Berikan intake cairan per oral bila toleran,
hati-hati minuman yang dapat meningkatkan bronkospasme (air dingin)
1.6.
Setelah fase akut, ajarkan anak dan orang tua
untuk minum 3-8 gelas (750-2000 ml), tergantung usia dan berat badan
|
5
|
Perubahan
proses keluarga berhubungan dengan kondisi kronik
|
Setelah
diberikan tindakan keperawatan selama……perubahan proses keluarga pasien
teratasi dengan criteria hasil:
· Orang tua
mendemonstrasikan koping yang tepat
· Mengekspresikan
perasaan dan perhatian serta memberikan aktivitas yang sesuai usia atau
kondisi dan perkembangan psikososial pada anak
|
1.
Mengkaji proses koping keluarga
|
1.1.
Berikan kesempatan orang tua untuk ekspresi
perasaan
1.2.
Kaji mekanisme koping sebelumnya pada waktu stress
1.3.
Jelaskan prosedur dan pengobatan yang diberikan
1.4.
Informasikan pada orang tua tentang kondisi anak
1.5.
Identifikasi sumber-sumber psikososial keluarga
dan finansial
|
6
|
Kurangnya
pengetahuan berhubungan dengan proses penyakit dan pengobatan
|
Setelah
diberikan tindakan keperawatan selama……kurangnya pengetahuan pasien teratasi
dengan criteria hasil:
· Orang tua
secara verbal memahami proses penyakit dan pengobatan dan mengikuti regimen
terapi yang diberikan
|
1.
Memberikan informasi tentang proses penyakit,
perawatan dan pengobatan
|
1.1.
Kaji tingakta pengetahuan anak dan orang tua
tentang penyakit, pengobatan, dan intervensi
1.2.
Bantu untuk mengidentifikasi factor pencetus
1.3.
Jelaskan tentang emosi dan stress yang dapat
menjadi factor pencetus
1.4.
Jelaskan pentingnya pengobatan; dosis, efek
samping, waktu pemberian dan pemeriksaan darah
1.5.
Informasikan tanda dan gejala yang harus
dilaporkan dan control ulang
1.6.
Informasikan pentingnya program aktivitas dan
latihan nafas
1.7.
Jelaskan pentingnya terapi bermain sesuai usia
|
D. PERENCANAAN PEMULANGAN
1) Jelaskan
proses penyakit dengan menggunakan gambar-gambar atau phantom
2) Fokuskan
pada perawatan mandiri di rumah
3) Hindari
factor pemicu; kebersihan lantai rumah, debu-debu, karpet, bulu binatang dan
lainnya
4) Jelaskan
tanda-tanda bahaya yang akan muncul
5) Ajarkan
pengunaan nebulizer
6) Keluarga
perlu memahami tentang pengobatan; nama obat, dosis, efek samping, waktu
pemberian
7) Ajarkan
strategi control kecemasan, takut dan stress
8) Jelaskan
pentingnya istirahat dan latihan, termasuk latihan nafas
9) Jelaskan
pentingnya intake cairan dan nutrisi yang adekuat