Jumat, 05 Agustus 2016

LAPORAN PENDAHULUAN ASTHMA



ASTHMA
LAPORAN PENDAHULUAN

A.    DEFENISI
Asthma disebut juga sebagai reactive air way disease (RAD), adalah suatu penyakit obstruksi pada jalan nafas secara riversibel yang ditandai dengan inflamasi, dan peningkatan reaksi jalan nafas terhadap berbagai stimulan.
                        Asthma adalah penyakit paru dengan siri khas yaitu saluran nafas sangat mudah bereaksi terhadap berbagai rangsangan atau pencetus dengan manifestasi berupa serangan asma (Ngastiyah, tahun 1995, hal 66).
                        Asthma adalah penyakit obstruksi jalan nafas yang reversibel dan kronik dengan karakteristik adanya mengi, asthma disebabkan oleh spasme saluran bronkial atau pembengkakan mukosa bronkial, setelah terpajan berbagai stimulus.
                      Asthma merupakan penyakit kronis yang paling umum terjadi pada masa anak-anak. Sebagian besar anak mengalami gejala pertama kali pada usia 5 tahun (Muscari Dan Mary, hal 231).

B.     ANATOMI DAN FISIOLOGI
Kelainan yang didapatkan pada penyakit asthma adalah:
1)      Otot bronkus akan berkerut (terjadi penyempitan)
2)      Selaput lendir bronkus edema
3)      Produksi lendir makin banyak, lengket dan kental sehingga ke 3 hal tersebut menyebabkan saluran lobang bronkus menjadi sempit dan anak akan batuk bahkan dapat sampai sesak nafas. Serangan demikian dapat hilang sendiri atau hilang dengan pertolongan obat.
                                                         
          Berdasarkan atas pengertian asthma seperti yang telah diuraikan maka untuk manifestasi serangan asthma harus ada pencetus dan ada dasar hiper reaktivitas dari bronkus. Serangan asthma dapat berupa sesak nafas ekspiratori paraksimal berulang-ulang dengan mengi (wheezing) dan batuk yang akibat kontriksi atau spasme otot bronkus. Inflamasi mukosa bronkus dan produksi lendir kental yang berlebihan. Asthma merupakan penyakit keturunan.

C.    ETIOLOGI
1)   Factor ekstrinsik : reaksi antigen antibody; karena inhalasi alergan ( debu, serbuk-serbuk, jamur, bulu-bulu binatang ).
2)   Factor instrinsik : infeksi; para influenza virus,pneumonia, mycoplasma. Kemudian dari fisik; cuaca dingin, perubahan temperature. Iritan; kimia, polusi udara ( CO, asap rokok, parfum). Emosional; takut, cemas, dan tegang. Aktivitas yang berlebihan juga dapat menjadi factor pencetus.

D.    MANIFESTASI KLINIS
1)        Wheezing
2)        Dyspnea dengan lama ekspirasi; penggunaan otot-otot asesori pernafasan, cuping hidung, retraksi dada, dan stridor
3)        Batuk kering (tidak produktif) karena secret kental dan lumen jalan nafas sempit.
4)        Tachypnea, tachycardi,orthopnea
5)        Gelisah
6)        Berbicara sulit atau pendek karena sesak nafas
7)        Diaphorosis
8)        Nyeri abdomen karena terlibatnya otot abdomen dalam pernafasan
9)        Fatigue
10)    Tidak toleran terhadap aktivitas; makan, bermain, berjalan, bahkan bicara
11)    Kecemasan, labil dan perubahan tingkat kesadaran
12)    Meningkatakan ukuran diameter anteroposterior ( barrel chest )
13)    Serangan yang tiba-tiba atau berangsur-angsur
14)    Auskultasi ; terdengar ronki dan crackles

E.     PATOFISIOLOGI
·           Asthma pada anak terjadi adanya penyempitan jalan nafas dan hiperaktif dengan respon terhadap bahan iritasi dan stimulasi lain.
·           Dengan adanya bahan iritasi atau allergen otot-otot bonkus menjadi spasme dan zat antibody tubuh muncul (immunoglobulin E atau IgE) dengan adanya alergi. IgE dimunculkan pada receptor sel mast yang menyebabkan pengeluaran histamine dan zat mediator lainnya. Mediator tersebut akan memberikan gejala asthma.
·           Respon asthma terjadi daalam tiga tahap; pertama tahap immediate yang ditandai dengan bronkokonstriksi (1-2 jam), tahap delayed dimana bronkokonstriksi dapat berulang dalam 4-6 jam dan terus menerus 2-5 jam lebih lama; tahap late yang ditandai dengan peradangan dan hiperreponsif jalan nafas beberapa minggu atau bulan.
·           Asthma juga dapat terjadi factor ppencutusnya karena latihan, kecemasan dan udara dingin.
·           Selama serangan asthmatic, bronkiolus menjadi meradang dan peningkatan sekresi mokus. Hal ini menyebabkan lumen jalan nafas menjadi bengkak, kemudian meningkatkan resistensi jalan nafas dan dapat mmenimbulkan distress pernafasan.
·           Anak yang mengalami asthma mudah untuk inhalasi dan sukar dalam ekshalasi karena edema pada jalan nafas. Dan ini menyebabkan hiperinflasi pada alveoli dan perubahan pertukaran gas. Jalan nafas menjadi obstruksi yang kemudian tidak adekuat ventilasi dan saturasi O2, sehingga terjadi penurunan pO2 (hypoxia). Selama serangan asthmatic, CO2 tertahan dengan meningkatnya resistensi jalan nafas selama ekspirasi, dan menyebabkan acidosis respiratory dan hypercapnea. Kemudian system pernapasan akan mengadakan konpensasi dengan meningkatkan pernafasan (tachypnea), kompensasi tersebut menimbulkan hiperventilasi dan dapat menurunkan kadar CO2 dalam darah (hypocapnea).

F.     KOMPLIKASI
1)   Mengancam pada gangguan keseimbangan asam basa dan gagal nafas
2)   Chronic persistent bronchitis
3)   Bronchiolitis (infeksi paru-paru)
4)   Pneumonia (paru-paru basah)
5)   Emphysema (penyakit paru obstruktif kronik)

G.    PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1)   Riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik
2)   Foto rontgen
3)   Pemeriksaan fungsi paru; menurunnya tidal volume, kapasitas vital, eosinofil biasanya meningkat dalam darah dan sputum
4)   Pemeriksaan alergi ( radioallergosorbent test; RAST )
5)   Pulse oximetry
6)   Analisa gas darah

H.    PENATALAKSANAAN TERAPEUTIK
1)   Serangan akut dengan oksigen nasal atau masker
2)   Terapi cairan atau parenteral
3)   Terapi pengobatan sesuai program;
Beta2 agonist untuk mengurangi bronkospasme: Albuterol (proventil, ventolin); dengan pemberian oksigen, dosis oral; 0,1 mg/kg setiap 8 jam; nebulizer; 0,15 mg/kg per dosis dalam 2 ml normal salin; inhalasi 1 atau 2 isapan setiap 4-6 jam. Efeknya; tachycardia, palpitasi, pusing kepala, mual, dysrhythmia, tremor, hypertensi dan insomnia. Intervensi keperawatan; jelaskan pada orang tua  tentang efek samping dan cara melakukan nebulizer dan fisioterapi dada.
Terbutalin;
Dosis; usia 2-6 tahun; 0,15 mg/kg tiga hari sekali (tidak lebih dari 5 mg per hari); 6-14 tahun; 2 mg tiga kali sehari ( tidak lebih dari 24 mg per hari ); 14 tahun dan dewasa; 2-6 mg/kg dalam tiga kali sehari atau empat kali sehari ( tidak lebih dari 32 mg per hari); inhalasi; 1 atau 2 hisapn setiap 4-6 jam; nebulizer; 0,5-1,5 mg setiap 4-6 jam. Efek smaping : tachycardia, pusing kepala, tremor atau gemetar, mual dan insomnia Intervensi keperawatan; monitor efek samping dna ajarkan pada orang tua prinsip pemberian pengobatan.
Metaprotenol ( alupen, metaprel )
Dosis; 0,3-0,5 mg/kg perdosis setiap 6-8 jam; maksimum 20 mg per dosis. Efek samping; tachycardia, palpitasi, hipertensi, gemeteran, lemah, pusing, mual, muntah, mulut rasa tidak enak.
Dilatasi bronkus dan bronkiolus, mengurangi bronkospasme, dan meningkatkan kebersihan jalan nafas.
Theophylline ethylenediamine ( Aminophylline )
Dosis; pada klien tanpa thophylline, dosi; 6 mg/kg dan melalui intravena; usia 6-9 bulan: 1,0-1,2 mg/kg/jam usia 9-12 jam; 0,9-1,0 mg/kg/jam usia 12-16 tahun: 0,6-0,7 mg/kg/jam.
Pemberian dengan melalui aliran cairan intravena jangan lebih dari 25 per menit.
Efe samping; tachycardia, dysrhytmias, palpitasi, iritasi, gastrointestinal, rangsangan system saraf pusat; gejala toxic; sering muntah, haus, demam ringan, palpitasi, tinitis dan kejang. Intervensi keperawatan; atur aliran infuse secara ketat, gunakan alat infuse khusus misalnya; infuse pompa.


RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

A.    PENGKAJIAN
·      Riwayat asthma atau alergi dan serangan asthma yang lalu, alergi dan masalah pernafasan
·      Kaji pengetahuan anak dan orang tua tentang penyakit dan pengobatan
·      Fase akut; tanda-tanda vital, usaha nafas dan pernafasan, retraksi dada, penggunaan otot-otot asesori pernafasan, cuping hidung, pulse oximetry. Suara nafas; wheezing, menurunnya suara nafas. Kaji status neurologi; perubahan kesadaran, meningkatnya fatigue, perubahan tingkah laku. Dan kaji status dehidrasi.
·      Riwayat psikososial; factor pencetus; stress, latihan, kebiasaan dan rutinitas, perawatan sebelumnya.

B.     DIAGNOSA KEPERAWATAN
1)   Gangguan pertukaran gas, tidak efektif bersihan jalan nafas, dan tidak efektif pola nafas berhubungan denganbronkospasme, edema mucosal dan meningkatnya secret.
2)   Fatigue berhubngan dengan hypoxia dan meningkatnya usaha nafas
3)   Kecemasan berhubungna dengan hospitalisasi dan distress pernafasan
4)   Resiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan meningkatnya pernafasan dan menurunnya intake cairan
5)   Perubahan proses keluarga berhubungan dengan kondisi kronik
6)   Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan proses penyakit dan pengobatan

C.    ASUHAN KEPERAWATAN
No
Diagnosa Keperawatan
Tujuan/Kriteria hasil
Intervensi
Implementasi
1
Gangguan pertukaran gas, tidak efektif bersihan jalan nafas, dan tidak efektif pola nafas berhubungan denganbronkospasme, edema mucosal dan meningkatnya secret
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama……gangguan pertukaran gas pasien teratasi dengan criteria hasil:
·                     Anak tidak menunjukkan gangguan ketidakseimbangan asam basa yang ditandai dengan saturasi O2 lebih kurang 95%
1.     Mempertahankan pertukaran gas yang adekuat dan pembersihan jalan nafas
1.1.    Pertahankan kepatenan jalan nafas; pertahankan support ventilasi bila diperlukan
1.2.    Kaji fungsi pernafasan; auskultasi bunyi nafas, kaji kulit setiap 15 menit sampai 4 jam.
1.3.    Berikan oksigen sesuai program dan pantau pulse oximetry dan batasi (penyapihan) atau tanpa alat bantu bila kondisi telah membaik.
1.4.    Kaji kenyamanan posisi tidur anak
1.5.    Monitor efek samping pemberian pengobatan; monitor serum darah; theophylline dan catat kemudian laporkan ke dokter. Normalnya 10-20 ug/ml pada semua usia.
1.6.    Kaji gejala dan tanda efek samping theophyline seperti;mual dan muntah pada gejala awal, cardiopulmonal mencakup, tachycardia, dysrhytmia, tachypnea, dieresis, irritability dan kemungkinan kejang.
1.7.    Berikan cairan yang adekuat per oral atau parenteral
1.8.    Pemberian terapi pernafasan; nebulizer, fisioterapi dada bila indikasi, ajarakan batuk dan nafas dalam efektif setelah pengobatan dan pengisapan secret (suction)
1.9.    Jelaskan semua prosedur yang akan dilakukan pada anak untuk menurunkan kecemasan
1.10. Berikan terapi berrmain sesuai dengan usia

2
Fatigue berhubngan dengan hypoxia dan meningkatnya usaha nafas

Setelah diberikan tindakan keperawatan selama……fatigue pasien teratasi dengan criteria hasil:
·  Anak tidak tampak iritabel, dapat berpartisipasi dan aktivitas yang sesuai dengan kondisi

1.     Memberikan istirahat yang cukup, mencegah hypoxia, dan mengurangi kerja berat pernafasan
1.1.    Kaji tada dan gejala hypoxia; kegelisahan, fatigue, iritabel, tachycardia, tachypnea
1.2.    Hindari seringnya melakukan intervensi yang tidak penting yang dapat membuat anak lelah, berikna istirahat yang cukup
1.3.    Instruksikan pada orang tua untuk tetap berada di dekat anak
1.4.    Berikan kenyamanan fisik; support dengan bantal dan pengaturan posisi
1.5.    Berikan oksigen humidifiikasi sesuai program
1.6.    Berikan nebulizer; kemudian pantau bunyi nafas, dan usaha napas setelah terapi
1.7.    Setelah krisis, ajarkan untuk aktivitas yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan untuk meningkatkan ventilasi dan memperluas perkembangan psikososial
3
Kecemasan berhubungna dengan hospitalisasi dan distress pernafasan
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama……kecemasan pasien teratasi dengan criteria hasil:
·   Kecemasan menurun yang ditandai dengann anak tenang dan dapat mengkspresikan perasaannya, begitu juga orang tua merasa tenang dan berpartisipasi dalam perawatan anak.

1.     Memeberikan lingkungan yang tenang dan mengurangi kecemasan
1.1.    Ajarkan tekhnik relaksasi; latihan nafas dalam, menggunakan penggunaan bibir dan perut, dan ajarkan untuk nerimajinasi
1.2.    Pertahankan lingkungan yang tenang; tenangi anak dan berikan support
1.3.    Ajarkan untuuk ekspresi perasaan secara verbal
1.4.    Berikan terapi bermain sesuai dengan kondisi
1.5.    Informasikan tentang perawatan, pengobatan dan kondisi anak
1.6.    Jelaskan semua prosedur yang akan dilakukan
4
Resiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan meningkatnya pernafasan dan menurunnya intake cairan

Setelah diberikan tindakan keperawatan selama……resiko kurangnya volume cairan pasien teratasi dengan criteria hasil:
·  Status hidrasi adekuat
·  Turgor kulit elastic
·  Membrane mukosa lembab
·  Intake cairan sesuai dengan usia dan berat badan
·  Output urine >2 ml/kg per jam

1.     Berikan hidrasi yang adekuat
1.1.    Monitor intake dan output (pemasukan dan pengeluaran), mukosa membaran, turgor kulit, pengeluaran urin, ukur grapitasi urin atau berat jenis urin (nilai 1.003-1.030)
1.2.    Monitor elektrolit
1.3.    Kaji warna sputum, konsistensi dan jumlah
1.4.    Pertahankan terapi parenteral bila indikasi, dan monitor kelebihan (overlood) cairan
1.5.    Berikan intake cairan per oral bila toleran, hati-hati minuman yang dapat meningkatkan bronkospasme (air dingin)
1.6.    Setelah fase akut, ajarkan anak dan orang tua untuk minum 3-8 gelas (750-2000 ml), tergantung usia dan berat badan
5
Perubahan proses keluarga berhubungan dengan kondisi kronik
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama……perubahan proses keluarga pasien teratasi dengan criteria hasil:
·  Orang tua mendemonstrasikan koping yang tepat
·  Mengekspresikan perasaan dan perhatian serta memberikan aktivitas yang sesuai usia atau kondisi dan perkembangan psikososial pada anak

1.     Mengkaji proses koping keluarga
1.1.    Berikan kesempatan orang tua untuk ekspresi perasaan
1.2.    Kaji mekanisme koping sebelumnya pada waktu stress
1.3.    Jelaskan prosedur dan pengobatan yang diberikan
1.4.    Informasikan pada orang tua tentang kondisi anak
1.5.    Identifikasi sumber-sumber psikososial keluarga dan finansial
6
Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan proses penyakit dan pengobatan
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama……kurangnya pengetahuan pasien teratasi dengan criteria hasil:
·  Orang tua secara verbal memahami proses penyakit dan pengobatan dan mengikuti regimen terapi yang diberikan
1.     Memberikan informasi tentang proses penyakit, perawatan dan pengobatan
1.1.    Kaji tingakta pengetahuan anak dan orang tua tentang penyakit, pengobatan, dan intervensi
1.2.    Bantu untuk mengidentifikasi factor pencetus
1.3.    Jelaskan tentang emosi dan stress yang dapat menjadi factor pencetus
1.4.    Jelaskan pentingnya pengobatan; dosis, efek samping, waktu pemberian dan pemeriksaan darah
1.5.    Informasikan tanda dan gejala yang harus dilaporkan dan control ulang
1.6.    Informasikan pentingnya program aktivitas dan latihan nafas
1.7.    Jelaskan pentingnya terapi bermain sesuai usia

D.    PERENCANAAN PEMULANGAN
1)   Jelaskan proses penyakit dengan menggunakan gambar-gambar atau phantom
2)   Fokuskan pada perawatan mandiri di rumah
3)   Hindari factor pemicu; kebersihan lantai rumah, debu-debu, karpet, bulu binatang dan lainnya
4)   Jelaskan tanda-tanda bahaya yang akan muncul
5)   Ajarkan pengunaan nebulizer
6)   Keluarga perlu memahami tentang pengobatan; nama obat, dosis, efek samping, waktu pemberian
7)   Ajarkan strategi control kecemasan, takut dan stress
8)   Jelaskan pentingnya istirahat dan latihan, termasuk latihan nafas
9)   Jelaskan pentingnya intake cairan dan nutrisi yang adekuat