Senin, 11 Desember 2017

SOP (Standar Operasional Prosedur) Melatih atuk Efektif

Assalamualikum kawan,,, artikel kali ini saya akan membahas SOP batuk efektif,,,,


SOP (Standar Operasional Prosedur) Melatih Batuk Efektif

PENGERTIAN 
Pelatihan mengeluarkan sekret yang terakumulasi dan mengganggu di saluran nafas dengan cara dibatukkan

TUJUAN 
  1. Membebaskan jalan nafas dari akumalasi sekret
  2. Mengeluarkan sputum untuk pemeriksaan laboratorium
  3. Mengurangi sesak nafas akibat akumulasi sekret
INDIKASI
  1. Pasien yang mengalami kesulitan mengeluarkan sekret
PETUGAS
Perawat

PERALATAN
  1. Perlak/ alas
  2. Nierbeken / bengkok
  3. Pot sputum
  4. Tissue
  5. Air putih
  6. Bantal 
PROSEDUR PELAKSAAN

A. Tahap Pra Interaksi
  1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
  2. Mencuci tangan 
  3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
B. Tahap Orientasi
  1. Memberi salam sebagai pendekatan terapeutik
  2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada pasien
  3. Menanyakan kesiapan pasien sebelum kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
  1. Menjaga privacy pasien
  2. Mempersiapkan pasien
  3. Meminta pasien meletakkan satu tangan di dada dan satu tangan di abdomen
  4. Melatih pasien melakukan nafas perut (menarik nafas dalam melalui hidung hingga 3 hitungan, jaga mulut tetap tertutup)
  5. Meminta pasien merasakan mengembangnya abdomen (cegah lengkuk pada punggung)
  6. Meminta pasien menahan nafas  hingga 3 hitungan
  7. Meminta menghembuskan nafas perlahan dalam 3 hitungan (lewat mulut, bibir seperti meniup)
  8. Meminta pasien merasakan mengempisnya abdomen dan kontraksi dari otot
  9. Memasang perlak/ alas dan bengkok (dipangkuan pasien bila duduk atau di dekat pasien bila tidur miring)
  10. Meminta pasien untuk melakukan nafas dalam 2 kali, yang ke-3 ; inspirasi, tahan nafas dan batukkan dengan kuat
  11. Menampung lendir dalam sputum pot 
  12. Memberi air putih untuk kumur-kumur
  13. Bersihakn mulut menggunakan tissue
  14.  Merapikan pasien
 E. Tahap Terminasi
  1. Melakukan evaluasi tindakan
  2. Berpamitan dengan klien
  3. Membereskan alat-alat
  4. Mencuci tangan
  5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan 


NOTE:
  • Bila ingin mengambil sputum sebagai sample untuk pemeriksaan di laboratorium, sebaiknya wadah/ pot sputum yang digunakan kering
  • Bila ingin membuang sputum, lebih baik gunakan spot sputum yang berisi air deterjen, kemudian baru dibuang ke saluran pembuangan di kamar mandi


Sekian artikelnya, Semoga bermanfaat
See you at the next article....

SOP (Standar Operasional Prosedur) Nebulizer

Assalamualaikum kawan, hari ini saya memposting artikel tentang Nebulizer,,, semoga bermanfaat untuk semua a.....

SOP (Standar Operasional Prosedur) Nebulizer

PENGERTIAN 
Suatu tindakan atau terapi untuk pembersihan atau pemeliharaan sistem pernafasan. 

TUJUAN 
  1. Merelaksasi jalan nafas
  2. Mengencerkan dan mempermudah mobilisasi sekret
  3. Menurunkan edema mukosa
  4. Pemberian obat secara langsung pada saluran pernafasan untuk pengobatan penyakit, seperti; bronkospasme akut, produksi sekret yang berlebihan, dan batuk yang disertai dengan sesak nafas.
PETUGAS 
Perawat

PERALATAN 
  1. Nebulizer 1 set
  2. Obat untuk teraphy aerosol dan pengencerannya bila diperlukan
  3. Stetoskop
  4. Tissue
  5. Nierbeken / bengkok
  6. Suction (kalau perlu)

PROSEDUR PELAKSANAAN 

A. Tahap Pra Interaksi
  1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
  2. Mencuci tangan
  3. Menyiapkan alat dan membawanya mendekati pasien dengan benar
B. Tahap Orientasi
  1. Memberikan salam dan sapa nama pasien
  2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
  3. Menanyakan persetujuan / kesiapan pasien
C. Tahap Kerja
  1. Mencuci tangan
  2. Memasang sampiran
  3. Mengatur posisi pasien semi fowler atau fowler
  4. Memakai handschone bersih
  5. Memasukkan obat ke wadahnya (bagian dari alat Nebulizer)
  6. Menghubungkan Nebulizer dengan listrik
  7. Menyalakan mesin nebulizer (tekan power on) dan mengecek out flow apakah timbul uap atau embun
  8. Menganjurkan klien untuk melakukan tarik nafas dalam, tahan sebentar, lalu ekspirasi
  9. Setelah selesai, mengecek keadaan umum klien, tanda - tanda vital, dan melakukan auskultasi paru secara berkala selama prosedur
  10. Menganjurkan klien untuk nafas dalam dan batuk efektif untuk mengeluarkan sekret

D. Tahap terminasi
  1. Melakukan evaluasi hasil tindakan
  2. Berpamitan dengan klien
  3. Membereskan alat-alat dan kembalikan alat ke tempat semula
  4. Mencuci tangan 
  5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan


NOTE:
  • Tetap mendampingi klien selama prosedur (tidak mmeninggalkan klien)
  • Observasi adanya reaksi klien apabila terjadi efek samping obat
  • Tempatkan alat nebulizer pada posisi yang aman (jangan sampai jatuh)

Sekian artikelnya, semoga bermanfaat
See You at the next Article....

Rabu, 12 Juli 2017

SOP (Standar Operasionla Posedur) Pemasangan Kateter Wanita

Assalamualaikum kawan, apa kabar? hari ini saya mau share artikel sambungan post terakhir ni. Kali ini artikel nya tentang SOP (Standar Operasional Prosedur) Pemasangan Kateter Wanita.Prosedur nya gak jauh berbeda kok cuma beberapa bagian aja yang beda. Yuk simak artikel nya


SOP (Standar Operasional Prosedur) Pemasangna Kateter Wanita


PENGERTIAN
Pemasangan kateter adalah memasukkan selang kateter melalui uretra ke dalam kandung kemih dengan tujuan untuk mengeluarkan urin

TUJUAN
  1. Untuk mengeluarkan urin
  2. Menghilangkan ketidaknyamanan karena distensi kandung kemih
  3. Mendapat urine steril untuk specimen
  4. Pengajian residu urin
  5. Melancarkan pengeluaran urin pada klien yang tidak dapat mengontrol miksi atau mengalami obstruksi pada saluran kemih

INDIKASI
  1. Pada pasien yang mengalami retensi urin
  2. Pada pasien yang mengalami tumor atau kanker pada saluran kemih
PETUGAS
Perawat

PERALATAN
  1. Bak instrumen steril berisi :
  2. Pinset anatomis
  3. Duk bolong
  4. kom steril
  5. Kassa
  6. Kateter sesuai ukuran
  7. Sarung tangan steril 2 pasang
  8. Desinfektan dalam tempatnya
  9. Spuit 10cc
  10. Pelumas/jelly
  11. Urine bag
  12. Plaster dan gunting
  13. Perlak atau pengalas 
  14. Bengkok
  15. Selimut mandi
  16. Aquades
  17. Sampiran Masker

PROSEDUR PELAKSANAAN

1. Tahap Pra Interaksi
  1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
  2. Mencuci tangan
  3. Membawa alat di dekat pasien dengan benar
2. Tahap Orientasi
  1. memberikan salam dan menyapa nama pasien
  2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
  3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien
3. Tahap Kerja
  1. Memasang sampiran dan menjaga privacy
  2. Memasang perlak dan pengalas
  3. Mengatur posisi pasien dalam posisi dorsal recumbent dan melepaskan pakaian bawah
  4. Memakai sarung tangan steril dan masker
  5. Isi spuit dengan aqudes, tes kateter isi kateter lalu tarik lagi
  6. Memasang duk steril
  7. Dekatkan bengkok dan kapas sublimat
  8. Bersihkan vulva dengan kapas sublimat dengan arah dari ataas ke bawah (kurang lebih 3 kali hingga bersih)
  9. Buka labia mayora dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri dan bersihkan bagian dalam (labia minora)
  10. Buka sarung tangan, lalu pakai sarung tangan steril ynag baru
  11. katerter diberi pelumas atau jely pada ujungnya (kurang lebih 2,5 - 5 cm) lalu masukkan perlahan dan minta pasien menarik napas dalam, masukkan (2,5 - 5 cm) atau hingga urine keluar.
  12. Sesudah kateter masuk, isi balon dengan aquades (biasanya 20 cc)
  13. Sambung kateter dengan urine bag
  14. Memfiksasi kateter ke arah samping
  15. Melepaskan duk, pengalas dan sarung tangan
  16. Mengganti selimut mandi dengan selimut klien.

4. Tahap Terminasi
  1. Melakukan evaluasi hasil tindakan
  2. Berpamitan dengan pasien
  3. Merapikan alat dan mengembalikan ke tempat semula
  4. Mencuci tangan
  5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan


NOTE :
  • Ukuuran kateter Wanita (dewasa) : 14 - 16 Fr
  • Ukuran kateter anak - anak : 8 - 10 Fr
  • panjang uretra wanita mencapai 3,7 - 6 cm, sehingga kateter yang masuk 5 - 7,5 cm, dan ujung kateter yang diberi jelly 3 - 4 cm.


Sekian artikel nya, semoga bermanfaat....
SEE YOU AT THE NEXT ARTICLE...



Jumat, 07 Juli 2017

SOP (Standar Operasional Prosedur) Pemasangan Kateter Pria

Assalamualiakum kawan, saya mau berbagi artikel SOP (Standar Operasional Prosedur) Pemasangan Kateter Pria. Pemasangan kateter ini juga dapat dilakukan pada wanita, tapi kali ini saya akan berbagi artikel SOP pemasangan kateter pada pria terlebih dahulu, yuk simak artikel nya....


SOP (Standar Operasional Prosedur) Pemasangan Kateter Pria


PENGERTIAN
Kateter adalah suatu selang untuk memasukkan atau mengeluarkan cairan, terbuat dari bahan karet atau plastik, metal, woven, silk dan silikon. Atau memasukkan selang kateter melalui uretra kedalam kandung kemih dengan tujuan untuk mengeluarkan urine.

TUJUAN  
  1. Untuk mengeluarkan urine
  2. Menghilangkan ketidaknyamanan karena distensi kandung kemih
  3. Mendapat urine steril untuk specimen
  4. Pengkajian residu urine
  5. Melancarkan pengeluarna urin pada klien yang tidak dapat mengontrol miksi atau mengalami obstruksi pada saluran kemih
INDIKASI
  1. Pada pasien yang megalami retensi urine
  2. Pada pasien yang mengalami tumor atau kanker pada saluran kemih
PETUGAS
Perawat

PERALATAN
  1. Bak instrumen steril berisi : 
  2. Pinset anatomis
  3. Duk bolong
  4. Kom steril
  5. Kassa
  6. Kateter sesuai ukuran
  7. Sarung tangan steril 2 pasang
  8. Desinfektan dalam tempatnya
  9. Spuit 10cc
  10. pelumas/jelly
  11. Urine bag
  12. Plaster dan gunting
  13. Perlak atau pengalas
  14. Bengkok
  15. Selimut mandi
  16. Aquades
  17. Sampiran
  18. Masker


PROSEDUR PELAKSANAAN

1. Tahap Pra Interaksi
  1. Memberikan verifikasi data sebelumnya bila ada
  2. mencuci tangan
  3. Membawa alat di dekat pasien dengan benar
2. Tahap Orientasi
  1. Memeberikan salam dan menyapa nama pasien
  2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
  3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien
3. Tahap Kerja
  1. Memasang sampiran dan menjaga privacy
  2. Memasang perlak atau pengalas
  3. Mengatur posisi pasien dalam posisi supinasi dan melepaskan pakaian bawah/ ganti selimut
  4. Memakai sarung tangan steril dan masker
  5. Isi spuit dengan aquades, tes kateter isi aquades lalu tarik lagi
  6. Memasang duk steril
  7. Dekatkan bengkok dan kapas sublimat
  8. Bersihkan genitalia, tangan kiri memegang penis lalu prepusium ditarik sedikit ke pangkalnya dan bersihkan dengan kapas sublimat
  9. Memberi pelumas pada ujung kateter (kurang lebih 12,5 - 17,5 cm)
  10. Mengarahkan penis ke atas
  11. Memasukkan kateter perlahan-lahan sedalam 15-23 cm sambil anjurkan pasien menarik napas atau hingga urine keluar
  12. JIka tertahan jangan dipaksa
  13. Sesudah kateter masuk, isi balon dengan cairan aquades
  14. Sambung kateter dengan urine bag
  15. Fiksasi ke arah atas paha/ abdomen
  16. Melepas duk, pengalas dan sarung tangan
  17. Mengganti selimut mandi dengan selimut klien

4. Tahap Terminasi
  1. Melakukan evalusi hasil tindakan
  2. Berpamitan dengan pasien
  3. Merapikan alat dan mengembalikan ke tempat semula
  4. Mencuci tangan
  5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan


NOTE:
  • Jenis - Jenis Kateter
  1. Kateter karet/ latex : Digunakan untuk penggunaan atau pemakaian dalam jangka waktu sedang (kurang dari 3 minggu).
  2. Kateter Meta, logam : Digunakan untuk pemakaian sementara, biasanya pada pengosongan kandung kemih pada ibu melahirkan
  3. Kateter Plastik : Digunakan sementara karena  mudah rusak dan tidak fleksibel
  4. Kateter menetap (foley)  Digunkana untuk periode waktu yang lebih lama, beberapa minggu
  5. Kateter Three way (foley kateter) : Digunakan untuk irigasi, setelah melakukan operasi. Fungsi 3 jalan tersebut adalah untuk masuk irigasi, keluar irigasi dan keluar urine.
  6.  Kateter Silicon murni atau teflon : Untuk penggunaan jangka waktu yang lama 2-3 bulan (bahan lebih lentur pada meathur uretra)
  • Ukuran kateter pada laki-laki 16-18 Fr
  • Harus diganti 3 hari sekali
  • Panjang uretra pria mencapai 14 - 20 cm, sehingga kateter yang masuk 15-22,5 cm dan ujung kateter yang diberi jelly 12-17,5 cm
  • Tanda cairan balon masuk pada tempat yang benar atau di blass adalah apabila dimasukkan cairannya tidak terasa berat atau gampang. Apabila salah letak balon ia akan berada pada uretra dan saat dimasukkan cairan terasa berat.

Sekian artikel pada hari ini, semoga bermanfaat...
SEE YOU AT THE NEXT ARTICLE...... 

Selasa, 04 Juli 2017

SOP (Standar Operasional Prosedur) Pemasangan Naso Gastric Tube (NGT)

Assalamualaikum kawan, lama tak bersua heheee,,, hari ini saya akan share lagi pada kalian tentang SOP Pemasangan Naso Gastric Tube (NGT) / pemasanngan selang pipa lambung. Ada beberapa pasien yang tidak memungkinkan untuk makan atau memenuhi nutrisi melalui oral, baik karna penurunan tingkat kesadarannya maupun ada gangguan fungsi menelan. yuk simak artikel berikut.


SOP (Standar Operasional Prosedur) Pemasangan Naso Gastrik Tube (NGT)


PENGERTIAN

Memasang selang/ pipa khusus melalui saluran pencernaan atas secara langsung yang berakhir di lambung.

TUJUAN
  1. Memasukkan makanan, obat pasien yang tidak bisa makan melalui mulut
  2. Mencegah distensi gaster
  3. Melakukan bilas lambung
  4. Mengambil spesimen asam lambung untuk diperiksa di laboratorium
KEBIJAKAN 
  1. Pasien yang tidak dapat makan melalui mulut
  2. pasien yang illeus atau peritonitis trauma abdoment (untuk drkompresi)
  3. pasien perdarahan lambung/ bilas lambung
PETUGAS

Perawat

PERALATAN
  1. Slang NGT
  2. Klem 
  3. Spuit 10 cc
  4. Stetoskop atau gelas berisi air matang
  5. Plester & gunting
  6. Kain Kassa
  7. Pelumas/Vaselin/Jelly
  8. Perlak atau pengalas
  9. Bengkok atau pengalas
  10. sarung tangan

PROSEDUR PELAKSANAAN

1. Tahap Pra Interaksi
  1. Melakukan pengecekan program terapi
  2. Mencuci tangan
  3. menempatkan alat di dekat pasien
2. Tahap Orientasi
  1. Memeberikan salam dan menyapa nama pasien
  2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
  3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien
3. Tahap Kerja
  1. Menjaga Privacy
  2. Mengatur posisi pasien dalam posisi semi fowler atau fowler (jika tidak ada kontra indikasi)
  3. Memakai sarung tangan 
  4. Membersihkan lubang hidung pasien
  5. Memasang pengalas diatas dada
  6. Letakkan bengkok di dekat pasien
  7. Mengukur panjang NGT dan memberi tanda (dari Prosessus Xipoideus ke hidung dan belok ke daun telinga)
  8. Mengolesi ujung NGT dengan jelly sesuai panjang NGT yang akan di pasang
  9. Mengatur pasien pada posisi fleksi kepala, dan kleam pangkal pipa tersebut lalu masukkan perlahan ujung NGT melalui hidung (bila pasien sadar anjurkan pasien untuk menelann ludah berulang-ulang)
  10. Memastikan NGT masuk ke dalam lambung dengan cara : ⏩ Masukkan ujung selang yang diklem ke dalam baskom yang berisi air (klem dibuka) dan perhatikan bila ada gelembung, pipa masuk ke dalam paru-paru dan jika tidak ada gelembung pipa tersebut masuk ke lambung, setelah itu diklem atau dilipat kembali. ⏩ Menginspirasi NGT dengan spuit atau memasukkan udara 10 cc sambil diauskultasi di region lambung. Apabila di lambung terdengar bunyi "Blup" berarti pipa tersebut sudah masuk ke lambung. Setelah itu retensi (keluarkan) kembali udara yang ada di dalam sebanyak jumlah yang dimasukkan.  
  11. Menutup ujung NGT dengan spuit/klem atau disesuaikan dengan tujuna pemasangan
  12. Melakukan fiksasi NGT di depan hidung da pipi.

4. Tahap Terminasi
  1. Melakukan evaluasi tindakan 
  2. Berpamitan dengan klien
  3. Membereskan alat-alat
  4. Mencuci tangan
  5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan  

Alhamdulillah sekian untuk hari ini
SEE YOU AT THE NEXT ARTICLE
  

Kamis, 09 Februari 2017

SOP (Standar Operasional Prosedur) Pemberian Obat intra Vena (IV)

Assalamualikum kawan, hari ini saya akan share tentang SOP Pemberian Obat Melalui Intra Vena. Pasti kalau dengar Intra Vena ingatnya ke pemasangan infus, biasanya kalau kita mau memberi obat melalui IV kita langsung injek bolus kan, itu bisa kita lakukan karena ada perantaranya yaitu slang IV. Tapi sekarang ini kawan saya akan berbagi bagaimana caranya memberi obat melalui Intra Vena langsung, ya caranya gak jauh beda sama injek yang lain cuman beda derajat penyuntikannya, obatnya, dan ada sedikit beda di cara pelaksanaannya, tapi itu pun cuman sedikit bedanya, heheheheee....
Ok kawan let's check my article...


SOP (Standar Operasional Prosedur) Pemberian Obat Intra Vena


PENGERTIAN

Pemberian obat / cairan dengan cara dimasukkan langsung ke dalam pembuluh darah vena, diantaranya vena mediana kubiti/ sefalika (lengan), vena safena (tungkai), vena jugularis (leher), vena frontalis/ temporalis (kepala)


TUJUAN

Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter


KEBIJAKAN

Pasien yang mendapatkan obat yang diberikan secara Intra Vena (IV)


PETUGAS

Perawat


PERALATAN
  1. Sarung tangan (Hand schoon) 1 pasang
  2. Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan
  3. Jarum 1 (steril)
  4. Bak spuit 1
  5. Kapas alkohol dalam kom (secukupnya)
  6. Desinfektan (zalf atau cair)
  7. Torniquet
  8. Perlak dan pengalas 
  9. Obat sesuai program terapi
  10. Bengkok 1
  11. Gergaji ampul (kalau perlu)
  12. Plester luka (contoh: "Hansaplast" atau kasa dan plester)
  13. Buku injeksi/ daftar obat

PROSEDUR PELAKSANAAN

1. Tahap Pra Interaksi
  1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
  2. Mencuci tangan
  3. Menyiapkan obat sesuai prinsip
  4. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar

2. Tahap Orientasi
  1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
  2. Menjelaskan tujuan dari prosedur tindakan pada keluarga/ klien
  3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan 

3. Tahap Kerja
  1. Mengatur posisi pasien dan pilih vena dari arah distal
  2. Memasang perlak dan alasnya
  3. Membebaskan daerah yang akan di injeksi
  4. Meletakkan torniquet 5 cm proksimal yang akan ditusuk
  5. Memakai hand schoon
  6. Membersihkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari arah dalam ke luar) biarkan kering
  7. Mempertahankan vena pada posisi stabil
  8. Memegang spuit dengan sudut 30 derajat
  9. Menusuk vena dengan kemiringan 30 derajat, dan lubang jarum mengahadap ke atas
  10. Melakukan aspirasi dan pastikan darah masuk spuit
  11. Membuka torniquet
  12. Memasukkan obat secara perlahan 
  13. Mencabut spuit sambil menekan daerah tusukan dengan kapas
  14. Menutup daerah tusukan dengan "plester luka" 
  15. Membuang spuit ke dalam bengkok


Alhamdulillah,,, selesai 
Semoga artikel ini bermanfaat untuk kawan semua
SEE YOU IN THE NEXT ARTICLE

Rabu, 08 Februari 2017

SOP (Standar Operasional Prosedur) Pemberian Obat Sub Cutan (SC)

Assalamualikum kawan, lama tak bersua, heheheheee ......... maklum ditahun baru ini saya terlalu sibuk dengan diri sendiri alias sibuk rawat diri sendiri karena sakit, heheeeeehheeee maaf jadi curhat ni saya ✌✌. Oya hari ini saya mau share ke kalian tentang SOP selanjutnya, sambungan punya yang dulu, SOP Pemberian Obat Sub Cutan (SC). Pasti sudah tidak begitu asing lagi kan kalau dengar SOP yang satu ini, biasanya kita sering melakukan Pemberian Obat Insulin melalui Sub Cutan. Nah sekarang saya akan berbagi dengan kawan cara pemberiannya, lets go to article.....

SOP (Standar Operasional Prosedur) Pemberian Obat Sub Cutan

PENGERTIAN 

Pemberian obat yang dilakukan dengan suntikan di bawah kulit dapat dilakukan pada daerah lengan atas sebelah luar (deltoid) atau 1/3 bagian dari bahu, paha sebelah luar (vastus lateralis), daerah dada dan daerah sekitar umbilikus (abdomen).


TUJUAN
  • Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter
  • Pemberian obat melalui subkutan pada umumnya pemberian insulin yang digunakan untuk mengontrol kadar gula darah. 

KEBIJAKAN 

Pasien yang mendapatkan obat yang diberikan secara Sub Cutan (SC)


PETUGAS

Perawat

PERALATAN
  1. Sarung tangan (Hand schoon) 1 pasang
  2. Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan
  3. Jarum 1 (steril)
  4. Bak Spuit 1
  5. Kapas alkohol dalam kom (secukupnya)
  6. Perlak dan Pengalas
  7. Obat sesuai program terapi
  8. Bengkok 1
  9. Buku injeksi/ daftar obat


PROSEDUR PELAKSANAAN

1. Tahap PraInteraksi
  1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
  2. Mencuci tangan 
  3. Menyiapkan obat dengan benar
  4. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar

2. Tahap Orientasi
  1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
  2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/pasien
  3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan

3. Tahap Kerja 
  1. Mengatur posisi pasien sesuai tempat tusukan
  2. Memasang perlak dan alasnya
  3. Membebaskan daerah yang akan di injeksi
  4. Memakai Hand schoon
  5. Membersihkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari arah dalam ke luar)
  6. Menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk mengangkat cutan
  7. Menusukkan spuit dengan sudut 45 derajat
  8. Melakukan aspirasi dan pastikan darah tidak masuk spuit
  9. Memasukkan obat ke dalam sub cutan secara perlahan
  10. Mencabut jarum sambil menekan
  11. Membuang spuit ke dalam bengkok

4. Tahap Terminasi 
  1. Melakukan evaluasi tindakan
  2. Berpamitan dengan klien
  3. Membereskan alat-alat
  4. Mencuci tangan
  5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan


INFO :

Pemberian insulin terdapat dua tipe, yaitu jernih dan keruh. larutan jernih disebut juga sebagai insulin reaksi cepat (insulin reguler). larutan keruh terjadi karena adanya penambahan protein sehingga memperlambat absorpsi obat atau juga termasuk tipe lambat. Oleh karena itu, apabila pemberian insulin dengan campuran kedua bentuk larutan tersebut, perlu diperhatikan cara mencampurnya. Insulin reguler dapat dicampur dengan semua jenis insulin lain, sedangkan insulin lente tidak dapat dicampur dengan tipe lain  kecuali insulin reguler. Saat pencampuran upayakan dalam mengambil larutan, jarum tidak menyentuh jenis larutan yang dicampur.

Ternyata Insulin lente dibuat dari pancreas babi....... 
Bagi umat muslim, hati-hati ya kalau pilih insulin 
Alhamdulillah selesai......
Semoga artikel ini bisa kita aplikasi dengan benar padapasien nanti
SEE YOU AGAIN........